Karya sastra bangsa kita pada masa lalu sudah menunjukkan keluhuran yang tinggi. Karya sastra Angkatan 45, Balai Pustaka, Pujangga Baru, dan seterusnya yang monumental waktu itu, sekarang pun masih jadi catatan emas sejarah bangsa.. Banyak ajaran hidup yang bisa mendidik siswa menjadi pribadi yang berkarakter dalam berbagai karya sastra itu. Karena itulah tugas seorang guru untuk selalu membangkitkan semangat siswa membaca dan apresiasi karya sastra. Tidak banyak anak jaman sekarang yang mau membaca sebuah karya sastra. Kata-katanya yang dirangkai dengan elok dan memiliki unsur seni yang tinggi. Gaya bahasanya, amanatnya, alurnya yang kebanyakan menjadi perumpamaan di kehidupan nyata rasanya sangat indah. Nah, buat yang kangen dan ingin membaca novel-novel zadul atau novel klasik Indonesia, silakan di-download (formatnya PDF).
- Azab dan Sengsara (Merari Siregar, 1920)
- Siti Nurbaya - Kasih Tak Sampai (Marah Roesli, 1922)
- Sengsara Membawa Nikmat (Sutan Sati, 1928)
- Salah Asuhan (Abdoel Moeis, 1928)
- Di Bawah Lindungan Ka'bah (HAMKA, 1938)
- (Ringkasan) Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck (HAMKA, 1939)
- Robohnya Surau Kami (Ali Akbar Navis, 1955)